Tuesday 24 December 2013

Kelompok Teroris Zionis Sebelum Israel

Hashomer sang Pelindung Yahudi

Unggun Dahana menyatakan bahwa Israel adalah sebuah Negara penuh toleransi dan cinta damai. Tentu kita mengetahui ucapan itu tidak lebih dusta. Sebab dalam rekam jejak sejarahnya, sebelum berdirinya Israel pun tentara Zionis sudah menyiapkan seperangkat kelompok teroris yang akan bertugas membasmi rakyat Palsetina dan mendirikan Negara ilegal Israel.

Data dan fakta mengenai mereka sendiri pun tidak banyak terungkap. Padahal milisi-milisi kelompok teroris Zionis memliki andil penting dalam memuluskan jalan berdirinya Israel kelak pada tahun 1948. Oleh karenanya, berikut kita akan mengupas lebih jauh sepak terjang kelompok-kelompok teroris sebelum berdirinya negara penjajah Zionis Israel.

Kelompok Hashomer

Dalam bahasa Ibrani atau bahasa resmi Zionis Israel, Hashomer berarti penjaga atau pelindung. Kelompok ini termasuk organisasi teroris Zionis pertama dan terpenting sebelum pembentukan rezim Zionis. Aktivitasnya tidak lebih menjalankan aksi untuk melindungi koloni-koloni pemu****n Yahudi di Palestina.

Amos Perlmutter dalam bukunya Militer dan Politik di Israel menulis, “Unit Pertahanan pertama Yahudi di pengungsian dibentuk di penghujung abad ke 19 di Eropa Timur. Pada 1905, partai Puali Zion - yang didirikan sebelum gerakan Sosialis Zionis - mengawasi pembentukan kelompok-kelompok pertahanan di Palestina. Pada 1909, tempat mereka diambil alih, oleh kelompok Hashomer.

Menurut Madjid Sahafa dalam bukunya Negara Fiktif, mulanya Hashomer bukanlah merupakan kumpulan orang-orang Zionis yang sepaham, melainkan gabungan para aktivis Zionis dari Eropa Timur, Ukraina, dan Kaukasus. Belakangan, orang-orang Yahudi Marxis dari Rusia bergabung dan menciptakan spirit militerisme di dalam tubuh Hashomer.

Sedangkan Leonerd Mosely dalam bukunya Gideon Goes To War mengatakan bahwa pada 1907, imigran Zionis membentuk sebuah organisasi militer bernama Bar Guevara (Komunitas Rahasaia Yahudi). Bar Guevara sendiri adalah cikal bakal Hashomer yang di antara tugas yang dibebankan kepadanya adalah mengumpulkan informasi-informasi rahasia. Setelah dua tahun berljalan, reorganisasi pun dilakukan dan nama Bar Guevara kemudian diubah menjadi Hashomer. Sedangkan, para imigran Yahudi yang membentukBar Guevara adalah Yitzhak Ben Tarvi, Alexander Zeid, serta seorang bernama Israil Shuhet.

Meski mulanya Hashomer dibentuk untuk melindungi koloni-koloni pemu****n Yahudi, namun belakangan kelompok ini bermetamoforsis menjadi kelompok teroris, militer, dan spionase Zionisme. Hashomer memiliki pengaruh kuat pada sebagian besar organisasi-organisasi sosialis Zionis dan melancarkan aksi teror bagi warga Palestina.

Selain menjaga dan melindungi koloni-koloni Zionis di bumi para nabi itu, Hashomer juga membangun beberapa koloni pemu****n Yahudi untuk ditempati oleh para imigran Yahudi yang datang dari Eropa Timur.

Koloni pertama yang dibangun Hashomer adalah koloni Marjabia yang terletak di lembah Bisan. Setelah ituHashomer pun kembali membangun dua koloni lagi. Salah satunya bernama Tel Hadshim di lembah Bisan dan lainnya bernama Kofr Jaladi di desa Mithlah, sekitar kawasan Jalil.

Pada permulaan Perang Dunia Pertama, Hashomer sempat dikejar-kejar oleh pihak Turki. Khususnya setelah penangkapan Lisanisky - salah seorang anggota kelompok spionase bernama Neili -. Rahasia-rahasia kelompok Hashomer pun akhirnya terbongkar. Hal ini pun berujung pada penangkapan 12 anggotaHashomer.

Kendati demikian, orang-orang Turki tidak bisa memperoleh informasi lengkap perihal aktivitas anggota Hashomer dalam jaringan Zionis. Oleh karennya, Hashomer selamat dari pengejaran pejabat-pejabat Turki, tapi tidak bisa terbebas dari dampak spionase yang dilakukannya, yaitu pendeknya masa aktivitas organisasi dan pembubarannya.

Setelah Palestina jatuh ke tangan Pasukan Britania (Inggris), terbongkarlah bahwa beberapa pemimpin Hashomer bekerja pada sebuah jaringan spionase. Dan menjadi penghubung antara jaringan itu dengan komite politik Pishof. Meskipun belakangan diketahui bahwa sebagian bantuan dana itu tidak sampai ke tangan komite melainkan masuk ke kantong beberapa pengurus Hashomer.

Sepanjang periode kekuasaan Inggris atas Palestina, Hashomer meningkatkan aksi teror dan militernya terhadap warga Palestina dan Inggris.
Akhirnya pada permulaan dekade abad ke 20, ketika kaum Zionis merasakan kebutuhan mendesak untuk membentuk sebuah kekuatan militer besar, Hashomer pun mengusulkan pembentukan organisasi Haganahdan segera berinisiatif mendirikannya. Namun beberapa anggota Hashomer menolak usulan tersebut dan lebih memilih membentuk kelompok perang kecil bernama Brigade-Brigade-Perang.

Kelompok ini pun tetap berbentuk seperti ini, hingga revolusi terhadap orang-orang Palestina meletus tahun 1929. Namun setelah itu mereka terpaksa bergabung dengan Haganah.

Hingga pada akhirnya, Yutzhak Ben Tarvi, salah seorang pengurus Hashomer menjadi presiden Israel dan Ben Gurion yang menjadi perdana menteri pertama Zionis Israel adalah salah seorang pendukung utamanya.

Haganah

Seperti sudah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya,Hashomer adalah sebuah kelompok teroris Zionis yang kemudian bermetamorfosis menjadi sebuah kelompok teroris Zionis lainnya bernama Haganah (baca: "Hah Gah nah').

Menurut Ami Isseroff, Haganah adalah gerakan bawah tanah Yahudi yang didirikan pada tahun 1920 dengan nama resmi Irgun HaHagannah Ha'vri. Haganah bisa dikatakan sebagai salah satu pilar organisasi paramiliter Yahudi di wilayah Palestina saat masih menjadi wilayah mandat Britania Raya sejak 1920 hingga 1948.



Madjid Shafa dalam bukunya Negara Fiktif menyatakan bahwa kelompok ini merupakan Organisasi Militer Zionis yang memulai aktifitasnya sejak tahun 1921 di Jerusalem. Tujuan mereka tiak lain adalah mengusir kaum muslim Palestina dan menempatkan orang Yahudi di bumi para nabi tersebut.
Saat pembentukan organisasi ini, pemimpin mereka pun mengatakan bahwa tujuan dari didirikannyaHaganah adalah membela kehidupan, kepemilikan dan keagungan para warga Yahudi.

Oleh karena itu, begitu saja Haganah terbentuk, banyak elemen pasukan Yahudi yang segera bergabung di dalam barisan Haganah. Mereka notabene adalah orang-orang Yahudi yang pernah berperang di Balkan bersama pihak Inggris pada pertengahan Perang Dunia Pertama yakni antara tahun 1917 sampai 1918.

Menurut Madjid Shafa, membanjirnya para imigran Yahudi dari beberapa negara Eropa, khusunya Eropa Timur, diantara tahun 1920-1930 semakin memperkuat salah satu sel kelompok teroris Zionis ini. Hal ini dikarenakan bahwa sebagian besar imigran yang baru datang adalah pemuda. Banyak dari mereka yang juga memiliki pengalaman di bidang organisasi milisi dan rahasia di tempat-tempat pemu****n Yahudi di Eropa Timur.

Pada tahun 1920- 1930, di bawah pimpinan David Ben-Gurion, Haganah melaksanakan aksi teror dan kekerasan. Haganah yang semula hanya terbatas sebagai kekuatan bersenjata demi mempertahankan pemu****n imigran Yahudi, kemudian berubah menjadi laskar yang melakukan penyerangan terhadap warga Arab-Palestina. Mereka juga melakukan pengadaan dan pembelian senjata untuk merancang konflik dengan masyarakat Arab-Palestina yang kemudian dikenal dengan rencana Ben Zion Dinos, sebuah rencana yang menyusun daftar dan tanggal aksi pembunuhan terhadap para pemimpin Arab-Palestina saat itu.

Pemilihan tempat-tempat pemu****n Yahudi yang murni dibangun dengan tujuan strategis dan politis sangat berpengaruh dalam terbentuknya Haganah dan pola pikir para anggotanya. Pemilihan tempat pemu****n Yahudi tidak hanya berlandaskan pada faktor ekonomi, tapi juga faktor kebutuhan pertahanan sentral dan strategi penempatan warga Yahudi berdasarkan jaminan akan eksistensi politik warga Yahudi di seluruh tanah Palestina.
Menurut mereka, berhadapan langsung dengan warga Arab secara khusus akan mempengaruhi faktor ekonomi. Menurut mereka hal ini pada gilirannya akan menjadikan pemu****n Yahudi tersebut menjadi sebuah benteng kokoh untuk pertahanan Haganah. Program-program ekonomi dan pertanian pun akhirnya dijalankan secara bersamaan dengan program militer.

Haganah memiliki dua komando rahasia, yaitu komando tinggi sipil dan komando tinggi militer. Dua komando ini tunduk pada kelembagaan Zionis yang berpusat pada agen-agen Yahudi.

Palmach

Palmach merupakan organisasi militer yang didirikan pada tanggal 19 Mei 1941, menyusul ketidakpuasaan para pemuda di Kibbutesh (koloni pertanian) ketika pasukan sekutu mendekati Palestina. Kelompok teroris Zionis ini terdiri dari satuan-satuan yang para anggotanya memperoleh pendidikan khusus dalam teknik perang gerilya.

Menurut Madjid Shafa dalam bukunya Negara Fiktif, referensi terbaik perihal organisai Palmach bisa dilihat dalam sebuah buku Perjalanan Palmach yang dipublikasikan di Tel Aviv pada tahun 1953. Buku ini berbahasa Ibrani dan terdiri dari dua jilid. Palmach berdiri atas upaya Yitzhak Sara, yang kemudian menjadi pemimpin kelompok ini.

Yitzhak Sara tidak lain adalah mantan perwira tentara Tsar Rusia dan salah seorang pendiri tentara Israel. Sejak awal, organisasi ini memiliki hubungan dengan sebuah partai di Israel bernama Partai Mapam, sebuah partai sayap kiri yang berhaluan Marxis-Zionis.

Bisa dikata, Palmach adalah satuan militer profesional pertama yang selain disiplin, juga memiliki ideologi politik. Tujuan mereka ialah menguasai sepenuhnya situasi militer di Palestina. Organisasi ini adalah representasi dari aliran ekspansi militer dalam Gerakan Zionisme. Kelompok teroris Palmach berkembang dalam kurun waktu 1941-1948 dan memiliki beberapa cabang sehingga semua organisasi militernya menyebar di seluruh bumi Palestina.
Pada 20 Februari 1948, Palmach meluncurkan operasi di Kaisarea, Utara Tel Aviv, di mana mereka menghancurkan 30 rumah warga Palestina. Tujuannya adalah mencegah agar daerah tersebut dijadikan basis laskar rakyat Palestina.
Berkat hubungan baik dengan pemerintah sementara Inggris di Palestina, pasukan Palmach dapat memiliki senjata-senjata modern. Komandan Haganah juga memberikan perhatian khusus kepada mereka. Karena dengan kemahiran dalam melaksanakan tugas penyerbuan dan pengetahuan politik perihal prinsip-prinsip Zionisme Internasional, mereka dapat difungsikan sebagai pasukan penghancur Palestina oleh Haganah. Mereka memiliki komandan khusus yang dipilih oleh agen Yahudi di Tel Aviv, serta Komandan operasional di berbagai kota penting di Palestina, seperti Yerusalem dan Haifa.
Wanita juga memiliki peran penting dalam pelaksanaan operasi militer Palmach. Jumlah para wanita di sebagian unit Palmach mencapai lebih dari 30%. Selain ikut serta dalam operasi militer, mereka juga aktif dalam penjagaan, pertolongan pertama, dan jaringan komunikasi radio rahasia.
Palmach juga memiliki satuan spionase yang kuat. Mereka bisa memata-matai kamp-kamp tawanan perang Jerman. Beberapa personil mereka juga melakukan aktivitas mata-mata di Suriah dan Libanon dengan menyamar lewat pakaian khas Arab.

Setelah perang dunia kedua berakhir, pesonil-pesrsonil Palmach melakukan operasi melawan pemerintah sementara Inggris di Palestina. Pada tahun 1948, satuan-satuan Palmach bertempur melawan orang-orang Palestin di Front Selatan, khususnya Jalil Utara, Sina, Naqeb, dan Yerusalem. Mereka pun berhasil menduduki Padang Naqeb.


Palmach

Salah satu rencana Palmach adalah menggusur mayoritas penduduk muslim di Palestina. Hal ini diwujudkan melalui pembantaian-pembantaian yang dilakukan para teroris Zionis terhadap warga Palestina. Diantaranya adalah pembantaian di Desa Deir Yassin, yang dirancang oleh Palmach bekerjasama dengan kelompok Irgun, Stern, dan para pelaku kriminal lainnya.
Di setiap lembar buku perjalanan Palmach, seperti doktrin goyimYahudi maka warga Arab disebut sebagai musuh oleh mereka. Buku itu juga menyebutkan puluhan rencana patroli-patoliPalmach dalam operasi teror terhadap warga Palestina di berbagai penjuru negeri itu dan kawasan-kawasan yang harus diduduki.

Related Posts

Kelompok Teroris Zionis Sebelum Israel
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Like the post above? Please subscribe to the latest posts directly via email.